Event 01 March 2024
TANGERANG. CAFA (Council of Asia Furniture Association) kembali menyelenggarakan agenda rutinnya yaitu rapat umum tahunan (annual general meeting) yang ke-25. Pada rapat umum tahun 2024 ini, CAFA memilih Indonesia sebagai tuan rumah, dan ASMINDO sebagai host. Hal ini merupakan suatu kehormatan dan pengalaman pertama bagi Indonesia, sejak 25 tahun lalu. Rangkaian kegiatan CAFA annual general meeting dilaksanakan pada tanggal 27 – 28 Februari 2024 di Hotel VIVERE, Gading Serpong Tangerang, yang diikuti oleh 32 delegasi anggota CAFA yang berasal dari 10 negara.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ini, dilaksanakan pula beberapa kegiatan lainnya, yaitu: (1) penandatanganan MoU antara ASMINDO dengan CNFA (China National Furniture Association); (2) pembacaan dan penandatanganan inisiatif mengenai “bamboo as a substitute for plastics in Asian furniture industries”; (3) konferensi, dengan tema: “promoting sustainable furniture ecosystem leading to net zero emission”; (4) factory and campus visit; (5) pameran produk furniture dan kerajinan bambu dan rotan; serta (5) gala dinner.
Kegiatan konferensi CAFA dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM (Teten Masduki), serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sandiaga Uno) yang menyampaikan sambutannya melalui video tapping. Konferensi CAFA diikuti oleh sekitar 200 peserta yang berasal dari kementerian/lembaga terkait (Kemenkop & UKM, Kemenperin, Kemendag, Kemenparekraf, KLHK, BKPM, BRIN dll), pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha mebel dan kerajinan, serta didukung oleh mitra-mitra strategis ASMINDO (VIVERE Group, Interzum Furniture, Mahala Imaji Kreasi, Katadata dll).
Dalam sambutannya ketua umum ASMINDO (Dedy Rochimat) menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat pengembangan dan produksi furnitur dunia. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 17 ribu pulau, terutama terkait dengan bahan baku industri furnitur yang berkelanjutan, budaya yang sangat kaya, keunikan desain furniture berbasis kearifan lokal dan didukung dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Potensi ini perlu terus dikembangkan, bersinergi dengan semua pemangku kepentingan di dalam negeri, dan kolaborasi internasional yang saling menguntungkan. Indonesia merupakan penghasil rotan terbesar dan terbaik di dunia, serta menjadi salah satu negara dengan kekayaan bambu terbesar ketiga di dunia. Semua potensi ini, perlu segera dimanfaatkan dan dikembangkan, sehingga dapat berkontribusi positif guna meningkatkan kontribusi industri furnitur untuk menghasilkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.
Pesatnya pembangunan infrastruktur, diikuti dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan furniture, khususnya furnitur ramah lingkungan. Hal ini mengingat semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, maka kedepan tren furnitur dunia mengarah pada furnitur ramah lingkungan, sehingga permintaan akan furniture ramah lingkungan mengalami pertumbuhan yang significant. Pertumbuhan permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan mencapai 8.6%, dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan terhadap furnitur secara keseluruhan, yang hanya 4,3%. Permintaan furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai 51,02 miliar USD pada tahun 2022. Meskipun angka ini baru mencapai 6.7% dibandingkan dengan permintaan furniture secara keseluruhan, yakni sebesar 766 miliar USD, namun pada tahun 2060, permintaan furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai lebih dari 25% dari keseluruhan permintaan furniture. Kawasan Asia menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar furniture. Permintaan furnitur ramah lingkungan di kawasan Asia tumbuh 10% per tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar furniture secara keseluruhan yaitu 8.18% per tahun. Permintaan furniture di Kawasan Asia diperkirakan mencapai 179,20 miliar USD pada tahun 2024, dan 9,37 miliar USD (atau 5,23%) diantaranya disumbang oleh permintaan akan furnitur ramah lingkungan. Pertumbuhan permintaan furnitur ramah lingkungan yang relatif tinggi ini adalah peluang besar yang harus kita respon secara bersama-sama, dengan membuat pusat-pusat riset dan produksi furnitur ramah lingkungan di kawasan-kawasan industri, termasuk kawasan industri di Indonesia.
Kita perlu menyusun target bersama, dan menyusun langkah-langkah kerja nyata untuk menghasilkan nilai ekspor furniture dan kerajinan ke pasar global sebesar 1% dari pasar dunia atau sekitar 7 miliar USD per tahun pada beberapa tahun mendatang. Kata kuncinya adalah sinergi dan kolaborasi semua stakeholder, baik kementerian terkait, industri furniture dan kerajinan, penghasil bahan baku, desainer dan lembaga pendidikan yang menghasilkan SDM Unggul di bidang furniture dan kerajinan.
Dalam rangka pemanfaatan bambu dan rotan sebagai bahan utama, maka para delegasi CAFA menandatangani sebuah kesepakatan/inisiatif mengenai “Bamboo as Substitute for Plastics in Asia”, dan secara khusus, ASMINDO melakukan penandatanganan MoU dengan China National Furniture Association (CNFA) juga. Terdapat enam bidang kerja sama yang terkandung dalam MoU tersebut, yaitu: (1) pertukaran informasi di industri furniture, (2) kolaborasi branding, (3) program pelatihan profesional, (4) pasokan material penunjang industri, (5) aktivitas pengembangan berkelanjutan, dan (6) investasi.
Pertama, pertukaran informasi diperlukan untuk saling mengetahui standard, kebijakan, dan peraturan terkait industri furniture, serta jadwal pameran di kedua negara.
Kedua, kolaborasi pengembangan merek dilakukan dengan cara saling mengisi ruang-ruang pameran di kedua negara dan aktivitas lain seperti seminar, konferensi pers, dan lainnya. Produk-produk furniture dan kerajinan Indonesia yang dikenal artistik dan berkualitas tinggi yang digarap oleh para pengrajin terampil, perlu lebih dikenal oleh konsumen Cina kelas menengah atas yang menghargai seni dan mencari emotional values.
Ketiga, program pelatihan profesional dilakukan dengan cara melakukan kunjungan pabrik ke Cina oleh para pelaku UKM anggota ASMINDO, mendatangkan ahli teknologi dan manajemen furnitur dari Cina dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan manajerial dan penguasaan teknologi para praktisi dan pelaku usaha furniture Indonesia, terutama UKM.
Keempat, kerjasama terkait pasokan material penunjang industri, diperlukan untuk memudahkan para pelaku industri furnitur Indonesia mendapatkan bahan penunjang yang tepat dengan skala yang efisien untuk meningkatkan kualitas produk jadi.
Kelima, kerjasama terkait pengembangan berkelanjutan dilakukan diantaranya dengan mengembangkan dan mendorong penggunaan bahan baku ramah lingkungan, seperti bambu, rotan, dan serat alam.
Keenam, investasi sangat diperlukan untuk mendanai penelitian dan pengembangan bahan baku ramah lingkungan, seperti penelitian untuk memaksimalkan manfaat bambu dan rotan yang berlimpah di Indonesia. Investasi juga diperlukan untuk menghadirkan teknologi tercanggih yang diperlukan untuk membangun pabrik furniture modern dan terintegrasi yang ramah lingkungan di Indonesia. Indonesia kaya akan bahan baku ramah lingkungan. Untuk itu aktivitas pengolahannya haruslah dilakukan di Indonesia sehingga memaksimalkan multiplier effect, diantaranya membuka lapangan pekerjaan baru.
Dalam rangka mendorong promosi dan pemasaran produk furniture dan kerajinan, maka ASMINDO akan kembali menggelar pameran IFFINA, yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 – 17 September 2024 di ICE, BSD. IFFINA adalah sebuah pameran skala internasional yang menampilkan produk-produk furniture dan kerajinan Indonesia. IFFINA 2024 mengusung tema Sustainable by Design untuk mendorong praktik keberlanjutan dan perhatian kepada lingkungan dalam industri furnitur. IFFINA 2024 adalah penyelenggaraan yang ke-12 kalinya oleh ASMINDO. IFFINA akan menjadi showcase bagi produk-produk furniture, kerajinan, homeware, home fabric, dan aksesori dekoratif bagi para produsen Indonesia, terutama usaha kecil dan menengah. IFFINA 2024 menargetkan 12.000 pengunjung dan 400 peserta pameran. Sebagai titik temu bagi para desainer, produsen, dan pembeli, ekosistem IFFINA memainkan peran penting sebagai agregator pemasaran untuk furniture dan kerajinan Indonesia.